Aplikasi Canva Sebagai Edukasi Siswa Dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi di dunia digital tentunya sangat berkaitan dengan segala bidang kehidupan dalam masyarakat lebih khususnya dalam bidang pendidikan. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin muncul teknologi teknologi yang baru yang akan menjadikan adanya kemajuan zaman.
Dalam dunia pendidikan peran teknologi sangat membantu untuk mensukseskan pembelajaran, baik itu dalam penunjang sarana pembelajaran maupun dalam memperoleh informasi sehingga para pendidik dapat bersaing dengan dunia luar. Teknologi yang semakin canggih, dapat membuat anda dapat berkreasi tanpa harus memiliki skill tertentu maupun melakukan instalasi aplikasi.
Aplikasi Canva merupakan salah satu tools yang memiliki freemode dan reguler mode. Freemode hanya dapat digunakan dengan fitur tertentu yang disediakan gratis oleh aplikasi Canva, dan tools yang yang gratis cukup sederhana. Sedangkan reguler mode tools yang tersedia ribuan yang dapat digunakan oleh pengguna dengan berbagai macam keunikan yang tersedia pada aplikasi Canva
Aplikasi Canva pertama kali diterbitkan pada 1 Januari 2012 sekaligus dipromosikan secara publik, maka pada tanggal tersebut juga Canva mulai beroperasi pada platform digital. Melanie Perkins adalah CEO atau pendiri Canva sebelumnya juga pernah mendirikan Fusion book, yaitu salah satu penerbit buku ternama di Australia. Pada tahun pertama setelah diterbitkan aplikasi Canva awal januari, Aplikasi Canva beroperasi sangat pesat. Para desainer mulai menggunakan aplikasi Canva untuk pembuatan media visual dan berbagai visual lainya. Dengan itu Canva meningkat dan mencatatkan pembukuan rekor pengguna sebanyak 750.000 pengguna.
Pada tahun 2017 Aplikasi Canva genap berusia lima tahun, pada tahun itu juga aplikasi canva melakukan pembukuan setelah lima tahun berjalan. Canva sudah memiliki pegawai sebanyak 200 orang yang tersebar di beberapa kantor Australia dan San Francisco. Pemasukan terbanyak didapat oleh pengguna yang memiliki akun premium atau reguler mode yaitu berjumlah sebanyak 294.000 pengguna. Dan pada pengguna sepenuhnya Aplikasi Canva mempunyai 10 juta pengguna dengan layanan hingga 169 negara di berbagai benua.
Startup penyedia layanan platform desain online atau disebut dengan Aplikasi Canva asal Australia pada tanggal 14 Juni 2017 telah meresmikan meluncurkan produknya di Indonesia. Langkah tersebut merupakan wujud dari komitmen untuk membidik pasar Indonesia melalui pembentukan tim lokal yang nantinya bertugas untuk memastikan penetrasi Canva di negara ini.
Salah satu strategi yang akan mereka tempuh antara lain dengan memperkenalkan Canva kepada para pengguna media sosial, blogger dan para pelaku bisnis skala kecil hingga menengah di Indonesia. Peluncurannya aplikasi Canva di Indonesia mengikuti rangkaian promosi internasional besar-besaran di berbagai negara. Startup yang berbasis di kota Sydney tersebut kini telah tersedia dalam dua puluh lima pilihan bahasa dengan tiga lokasi kantor dan seribu karyawan yang tersebar di berbagai negara. Perbandingan aplikasi Canva dengan aplikasi gratis yang lainnya seperti layaknya power point. Untuk aplikasi kedua ini memang dikira cukup praktis dan mudah untuk digunakan, tetapi fitur-fitur yang terdapat pada Canva lebih menarik daripada power point. Dari segi template sendiri, Canva sudah menyediakan template yang sudah bisa digunakan tanpa harus mengedit terlebih dahulu, jadi disini peneliti lebih memilih Canva sebagai aplikasi untuk membuat media pembelajaran.
Aplikasi Canva adalah salah satu pendukung proses pembuatan media pembelajaran, pada aplikasi Canva menyediakan berbagai macam alat desain grafis mulai dari poster, kartu undangan, sampul/cover, photo editor dan pembuatan video serta banyak lainnya, tidak hanya itu Canva juga mudah diakses tersedia diperankan desktop maupun mobile.
Dengan itu pengguna dapat menciptakan berbagai desain apapun dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Materi pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin agar membuat siswa lebih tertarik untuk menerima materi pembelajaran. Jadi, peneliti fokus pada pembuatan media pembelajaran berbasis elektronik